Ternyata Ini Loh Penyebab Dari Distimia Seseorang


Gangguan depresi mayor yang sedang berlangsung ini dapat mempengaruhi semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa. Kenali tanda dan gejala distimia ini
Seperti bentuk depresi lainnya, distimia menyebabkan perasaan sedih dan putus asa yang menetap pada pasien. Perasaan tersebut dapat mempengaruhi suasana hati dan perilaku penderita distimia, seperti pola tidur dan nafsu makan.

Akibatnya, pengidap gangguan depresi ini sering kehilangan minat untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, termasuk keengganan untuk melakukan hobi dan aktivitas sehari-hari.
Gejala distimia pada dasarnya sama dengan bentuk depresi lainnya. Tanda dan gejala gangguan depresi mayor persisten dapat terjadi pada anak-anak atau remaja.

Penyebab distimia dapat terjadi pada seseorang

Hingga saat ini, para ahli belum dapat menentukan penyebab pasti dari distimia. Pasalnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan depresi ini. Penyebab distimia meliputi:

Faktor Keturunan

Jika ada anggota keluarga yang mengalami distimia, bukan tidak mungkin Anda atau anggota keluarga lainnya berisiko tinggi mengalami kondisi serupa.

Peristiwa Traumatis

Seperti halnya depresi berat, peristiwa traumatis masa lalu juga dapat menyebabkan distimia.
Beberapa contoh peristiwa traumatis yaitu: kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan, konflik dengan pasangan atau keluarga, hingga tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan distimia pada beberapa orang.

Memiliki gangguan jiwa

Jika seseorang sebelumnya pernah mengalami gangguan kesehatan mental lain, seperti gangguan bipolar atau gangguan kecemasan, ini mungkin menjadi penyebab mengalami distimia.

Efek Neurotransmitter

Neurotransmitter merupakan bahan kimia yang terdapat di otak dan terjadi secara alami dan diduga menyebabkan depresi. Pasalnya, perubahan dari fungsi neurotransmiter terkait dengan peran keseimbangan suasana hati yang memengaruhi penderita depresi.

Dalam keadaan normal, ada tiga neurotransmiter utama di otak, yaitu oksitosin, dopamin, dan serotonin. Ketika depresi terjadi, jumlah ketiganya akan berkurang. Distimia bukanlah gangguan depresi yang hilang begitu saja. Jadi jangan abaikan kondisi ini dan cari bantuan medis.

Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan mental lainnya jika Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda mengalami depresi jangka panjang. Dengan begitu, kondisi distimia dapat segera diobati melalui penelitian dan pengobatan yang tepat.