Ketika kekerasan terhadap perempuan terjadi, orang pertama yang paling terkena dampak adalah korban. Sayangnya, kekerasan terhadap perempuan, baik verbal, seksual atau fisik, tidak semudah disembuhkan seperti cedera. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga kehidupan psikologisnya dipertaruhkan. Setiap korban kekerasan terhadap perempuan bereaksi berbeda.
Dampak kekerasan terhadap perempuan
Meski perempuan yang pernah mengalami kekerasan telah berhasil keluar dari lingkaran negatif tersebut, jangan kira masalahnya berhenti sampai di situ. Kekerasan terhadap perempuan memiliki konsekuensi yang berbeda bagi anggota keluarga. Apa yang bisa terjadi?
Reaksi Emosional
Baik tahun-tahun kekerasan maupun yang baru akan berdampak besar pada sisi emosional seorang wanita. Di satu sisi, penyintas mungkin merasa bersalah atau marah tentang situasi tersebut. Biasanya emosi negatif ini disertai dengan ketakutan, ketidakpercayaan, kesedihan, kerentanan dan rasa malu.
Sangat mungkin bahwa orang yang pernah mengalami kekerasan terhadap perempuan merasa tidak layak. Pada akhirnya, segala macam reaksi emosional terhadap kekerasan terhadap perempuan menyebabkan seseorang mengasingkan diri dari orang-orang di sekitarnya. Mulai dari keluarga, sahabat, pasangan, bahkan dunia.
Dampak Psikologis
Jenis dampak dapat berkisar dari mimpi buruk yang kejam, kilas balik, kesulitan berkonsentrasi, depresi hingga gangguan stres pasca trauma. Jika kondisi ini semakin parah, jangan dibiarkan. Tidak benar bahwa dampak psikologis korban kekerasan terhadap perempuan akan hilang seiring berjalannya waktu. Selain kehidupan, akan ada kompetisi yang membawa kembali kenangan buruk. Korban harus menerima semacam terapi psikologis berdasarkan kondisi mereka.
Reaksi Fisik
Apakah itu kekerasan satu kali atau terus meneru seperti dengan kekerasan dalam rumah tangga ada efek fisiknya. Bekas luka fisik dari kekerasan terhadap perempuan dapat memudar seiring berjalannya waktu.
Namun, tubuh dan reaksi fisik tidak bisa berbohong. Akan ada perubahan mulai dari siklus tidur, pola makan hingga respon terhadap ancaman. Wajar jika penyintas kekerasan terhadap perempuan lebih peka terhadap suara atau sentuhan tertentu yang mengingatkan mereka pada kekerasan yang mereka alami.
Kepercayaan
Ketika rasa percaya diri ini runtuh, dapat menyebar ke hal-hal lain, seperti ketakutan berlebihan terhadap situasi tertentu, menghindari tempat atau orang tertentu, perasaan sedih yang berkepanjangan, bahkan pikiran untuk bunuh diri atau keinginan untuk mengakhiri hidup.