KERAGUAN YANG MUNCUL KETIKA INGIN BERBUAT KEBAIKAN

Ketika kita berada di luar rumah pastinya terkadang kita banyak melihat pengemis atau pemulung di pinggir jalan, mereka di pinggir jalan meminta-minta uang dan pengemis di tempat sampah berusaha untuk mencari botol, kardus atau barang yang bisa di jual menjadi uang. Pastinya ketika melihat orang yang seperti itu terbesit di hati kita ingin membantu baik berupa uang atau makanan tapi kita membatalkannya karena kita ragu.

Keraguan yang sering muncul berdasarkan prasangka dan pasti berkata “kelihatanya mereka dalam keadaan sehat dan kaut” karena pastinya kalian sudah pernah mendengar bahwa pengemis dan pemulung itu sebenarnya kaya. Atau keraguan yang sering muncul juga kita khawatir ketika kita membantu mereka kita juga akan merasa kekurangan uang di masa depan nanti atau penyebab hal lainnya juga.

Dan kalian juga pasti sering merasakan juga ketika kita ingin menyapa teman, menolong orang lain seperti menawarkan kopi atau sebagainya namun kita batalkan karena tiba-tiba merasa malah atau alasan lainnya? Atau ketika kita ingin beribadah namun kita khawatir akan di katakan orang kalau di sebut sok alim atau hanya untuk menjaga imej? Mengapa untuk berbuat hal yang baik masih penuh keraguan padahal semua itu nantinya untuk kebaikan kita sendiri?

Kita harus ketahui juga bahwa kadang kesempatan di dunia ini hanya datang untuk 1x saja seperti halnya hidup kita, ketika kita sudah meninggal tidak mungkin akan kembali ke dunia lagi. Terkadang juga kesempatan untuk berbuat baik tidak terjadi setiap harinya, oleh karena ini cobalah untuk memulai menghilangkan keraguan untuk berbuat hal yang baik bagi diri kita sendiri. Menang setiap kita berbuat kebaikan pastinya kita selalu berharap di kehidupan nantinya baik secara langsung atau tidak langsung kita akan mendapatkan kebaikan juga. Yang terpenting adalah ketika ingin berbuat baik, berbuatlah dengan iklas dan memang dari niat anda sendiri dan jangan ragu untuk menolong yang lebih membutuhkan dari kita. Semoga bermanfaat, Terima Kasih.